Senin, 24 September 2012

Konfigurasi VoIP pada Jaringan Frame Relay

Desain dan konfigurasi VoIP dapat dibuat dalam berbagai skenario, bergantung pada perangkat apa yang akan kita gunakan. Berikut contoh konfigurasi VoIP dan Data melalui Jaringan Frame Relay point-to-point menggunakan Cisco Router.
konfigurasi VoIP dan Data melalui Jaringan Frame Relay point-to-point
Untuk desain jaringan VoIP, di dalam perangkat Cisco router A dan B harus dirancang sebaik mungkin Alamat IP, subnet mask, serta nomor extension pesawat telepon. Seperti tabel di bawah ini:
Site A
Router A:
Network IP LAN 172.21.1.0
Subnet Mask 255.255.255.0
Alamat IP WAN 10.1.1.5
Subnet Mask 255.255.255.252
PC-A
Alamat IP 172.21.1.2
Subnet Mask 255.255.255.0
Default Gateway 172.21.1.1
Site B
Router B
Network IP LAN 192.168.1.0
Subnet Mask 255.255.255.0
Alamat IP WAN 10.1.1.6
Subnet Mask 255.255.255.252
PC-B
Alamat IP 192.168.1.2
Subnet Mask 255.255.255.0
Default Gateway 192.168.1.1
Penomoran Extension Pesawat Telepon
Site A
Voice-Port 2/0 100
Site B
Voice-Port 2/0 101
Port voice dalam router berperan melakukan emulasi koneksi telephony fisikal sehingga panggilan-panggilan voice beserta signaling dapat terkirim ke tujuan melalui jaringan. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik, hardware voice yang terpasang di perangkat router harus tepat, serta mengkonfigurasi port yang terhubung ke perangkat-perangkat telephony(handset, PABX, dll). Dengan demikian, perangkat dapat saling mengerti beberapa informasi signaling yang diterima dari jaringan Frame Relay. Berikut ilustrasi contoh instalasi port voice:
Sebuah port voice menghubungkan pesawat telepon ke WAN (Wide Area Network) melewati router.
Sebuah port voice menghubungkan pesawat telepon ke WAN
Dua telepon dikoneksikan melewati WAN untuk memberikan toll bypass
Dua telepon dapat berkomunikasi melalui WAN (Frame Relay)
Sebelum mengonfigurasi VoIP pada Cisco router, terlebih dahulu mengetahui gambaran urutan panggilan VoIP. Berikut ini merupakan urutan panggilan VoIP:
  1. Pemanggil mengangkat handset, memberi isyarat kondisi off-hook ke layer aplikasi signaling VoIP.
  2. Sesi layer aplikasi VoIP membuka nada dial (dial tone) dan menunggu pemanggil untuk melakukan dialing ke tujuan.
  3. Saat pemanggil melakukan dialing sebuah nomor, digit dial diakumulasi dan disimpan oleh aplikasi session.
  4. Setelah digit tertentu terakumulasi sehingga sesuai dengan pola address tujuan, nomor telepon tersebut dipetakan ke sebuah IP host. IP host tersebut memiliki hubungan koneksi langsung ke nomor telepon tujuan.
  5. Aplikasi session selanjutnya membentuk transmisi dan channel penerimaan untuk masing-masing arah jaringan IP.
  6. Coder-decoder (codec) diaktifkan untuk kedua ujung koneksi, dan percakapan diproses menggunakan RTP/UDP/IP. Berbagai sinyal voice dikompres, dipaketkan ke bentuk paket-paket, lalu ditransportasikan melalui jaringan.
  7. Signaling yang dapat dideteksi oleh port voice setelah setup panggilan lengkap, kemudian dibawa melalui jaringan IP.
Dalam suatu jaringan Private atau jaringan perusahaan, direkomendasikan menggunakan IP Private, agar tidak konflik di kemudian hari apabila jaringan ini diintegrasikan dengan Internet Public. Kelompok IP private adalah sebagai berikut:
Kelas A 10.0.0.0-10.255.255.255
Kelas B 172.16.0.0-172.31.255.255
Kelas C 192.168.0.0-192.168.255.255
Banyak type router Cisco yang bisa digunakan untuk VoIP dengan syarat mempunyai minimum fitur IOS IP Plus dan port Voice, baik fixed maupun modular. Type router cisco yang memiliki port voice modular antara lain seri 1700, 2600, 3600, dst.
Dalam desain ini digunakan 2 buah tipe router Cisco seri 1700 type 1760.
Gambar fisik router Cisco seri 1760
Gambar fisik router Cisco seri 1760
Diagram router Cisco seri 1760
Diagram router Cisco seri 1760

Konfigurasi VoIP pada Cisco Router

Konfigurasi router Cisco seri 1760 dapat dilakukan dengan menggunakan command-line, yang dihubungkan ke dalam port console. Berikut merupakan beberapa perintah esensial untuk melakukan konfigurasi awal terhadap router yang digunakan sebagai infrastruktur jaringan VoIP:
1. Konfigurasi nama host router, dengan menggunakan perintah:
router(config)#hostname <text>
2. Konfigurasi password demi alasan keamanan, dengan menggunakan perintah:
router(config)#enable password <text>
3. Setting Frame Relay pada Interface Serial 0/0
routerA(config)#int s0/0
routerA(config-if)#encapsulation Frame Relay
routerA(config-if)#exit
4. Setting alamat IP pada Sub-Interface Serial 0/0.20 dan voice compression
routerA(config)#int s0/0.20 point-to-point
routerA(config-subif)#Description Link-For-Voip
routerA(config-subif)#ip address 10.1.1.5 255.255.255.252
RouterA(config-subif)# frame-relay ip rtp header-compression
5. Setting DLCI pada Sub-Interface Serial 0/0.20
routerA(config-subif)#Frame-Relay Interface-DLCI 20
6. Setting Alamat IP pada FastEthernet 0/0
routerA(config)#int f0/0
routerA(config-if)#ip address 172.21.1.1 255.255.255.0
7. Setting untuk membuka port Telnet
routerA(config)#config t
routerA(config-line)#line vty 0 4
8. Setting Password untuk Telnet
routerA(config-line)#password cisco routerA(config-line)#login routerA(config-line)#(press Ctrl+Z)
9. Menyimpan konfigurasi ke dalam memori NVRAM (non-volatile random access memory):
routerA#write
10. Konfigurasi routing statik
routerA(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 Serial0/0.20
11. Konfigurasi Plain-Old Telephone System (POTS) dan Nomor Extension terminal telepon yang terkoneksi pada routerA.
routerA(config)#dial-peer voice 1 POTS
routerA(config-dial-peer)#destination pattern 100
routerA(config-dial-peer)#port 2/0
routerA(config-dial-peer)#description EXT-TELEPON
12. Setting Routing VoIP
routerA(config)#dial-peer voice 2 VoIP
routerA(config-dial-peer)#destination pattern 101
routerA(config-dial-peer)#session target ipv4:10.1.1.6
routerA(config-dial-peer)#description ROUTING-VoIP
13. Setting IP Host Table
routerA(config)#ip host RouterB 10.1.1.6
.
Konfigurasi dibawah ini merupakan konfigurasi lengkap VoIP dan data melalui jaringan Frame Relay:
Konfigurasi Router A
Router#configure terminal
Router(config)#hostname RouterA
RouterA(config)#enable password cisco
RouterA(config)#ip host RouterB 10.1.1.6
RouterA(config)#interface Fastethernet 0/0
RouterA(config-if)#ip address 172.21.1.1 255.255.255.0
RouterA(config-if)#description LAN-A
RouterA(config-if)#exit
RouterA(config)#interface serial 0/0
RouterA(config-if)#encapsulation Frame-Relay
RouterA(config-if)#exit
RouterA(config)#interface serial 0/0.20 point-to-point
RouterA(config-subif)#description link-for-VoIP+Data
RouterA(config-subif)#ip address 10.1.1.5 255.255.255.252
RouterA(config-subif)#frame relay interface-dlci 20
RouterA(config-subif)#frame-relay ip rtp header-compression
RouterA(config-subif)#Ctrl Z
RouterA#configure terminal
RouterA(config)#line vty 0 4
RouterA(config-line)#password cisco
RouterA(config-line)#login
RouterA(config-line)#Ctrl Z
RouterA#configure terminal
RouterA(config)#dial-peer voice 1 POTS
RouterA(config-dial-peer)#destination pattern 100
RouterA(config-dial-peer)#port 2/0
RouterA(config-dial-peer)#description EXT-TELPON
RouterA(config-dial-peer)#exit
RouterA(config)#dial-peer voice 2 VoIP
RouterA(config-dial-peer)#destination pattern 101
RouterA(config-dial-peer)#session target ipv4 : 10.1.1.6
RouterA(config-dial-peer)#description ROUTING-VoIP
RouterA(config-dial-peer)#exit
RouterA(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 Serial0/0.20
RouterA#write

Konfigurasi RouterB
Router#configure terminal
Router(config)#hostname RouterB
RouterB(config)#enable password cisco
RouterB(config)#frame-relay switching
RouterB(config)#ip host RouterA 10.1.1.5
RouterB(config)#interface Fastethernet 0/0
RouterB(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
RouterB(config-if)#description LAN-B
RouterB(config-if)#exit
RouterB(config)#interface serial 0/0
RouterB(config-if)#clock rate 512000
RouterB(config-if)#encapsulation Frame-Relay
RouterB(config-if)#frame relay intf-type DCE
RouterB(config-if)#exit
RouterB(config)#interface serial 0/0.20 point-to-point
RouterB(config-subif)#description link-for-VoIP+Data
RouterB(config-subif)#ip address 10.1.1.6 255.255.255.252
RouterB(config-subif)#frame-relay interface-dlci 20
RouterB(config-subif)#frame-relay ip rtp header-compression
RouterB(config-subif)#exit
RouterB(config)#dial-peer voice 1 POTS
RouterB(config-dial-peer)#destination pattern 101
RouterB(config-dial-peer)#port 2/0
RouterB(config-dial-peer)#description EXT-TELPON
RouterB(config-dial-peer)#exit
RouterB(config)#dial-peer voice 2 VoIP
RouterB(config-dial-peer)#destination pattern 100
RouterB(config-dial-peer)#session target ipv4 : 10.1.1.5
RouterB(config-dial-peer)#description ROUTING-VoIP
RouterB(config-dial-peer)#exit
RouterB(config)#ip route 172.21.1.0 255.255.255.0 Serial0/0.20
RouterB(config)#line vty 0 4
RouterB(config-line)#password cisco
RouterB(config-line)#login
RouterB(config-line)#Ctrl Z
RouterB#write


.
Untuk melihat hasil konfigurasi diatas, menggunakan perintah Show Running-configuration pada router cisco.
RouterA#show running-config
RouterB#show running-config
.
Berikut Hasil Show Running-Configuration pada RouterA dan RouterB
Router A
Router B
hostname RouterA
!
enable password cisco
!
ip host RouterB 10.1.1.6
!
interface FastEthernet0/0
ip address 172.21.1.1 255.255.255.0
speed auto
!
interface Serial0/0
encapsulation frame-relay
!
interface Serial0/0.20 point-to-point
description link-for-voip-data
ip address 10.1.1.5 255.255.255.252
frame-relay interface-dlci 20
frame-relay ip rtp header-compression
!
ip classless
ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 Serial0/0.20
!
voice-port 2/0
!
voice-port 2/1
!
dial-peer voice 1 pots
description EXT-TELPON
destination-pattern 100
port 2/0
!
dial-peer voice 2 voip
description ROUTING-VOIP
destination-pattern 101
session target ipv4:10.1.1.6
!
line con 0
line aux 0
line vty 0 4
password cisco
login
!
End
hostname RouterB
!
enable password cisco
!
ip host RouterA 10.1.1.5
frame-relay switching
!
interface FastEthernet0/0
ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
speed auto
!
interface Serial0/0
encapsulation frame-relay
clock rate 512000
frame-relay intf-type dce
!
interface Serial0/0.20 point-to-point
description link-for-voip-data
ip address 10.1.1.6 255.255.255.252
frame-relay interface-dlci 20
frame-relay ip rtp header-compression
!
ip classless
ip route 172.21.1.0 255.255.255.0 Serial0/0.20
!
voice-port 2/0
!
voice-port 2/1
!
dial-peer voice 1 pots
description EXT-TELPON
destination-pattern 101
port 2/0
!
dial-peer voice 2 voip
description ROUTING-VOIP
destination-pattern 100
session target ipv4:10.1.1.5
!
line con 0
line aux 0
line vty 0 4
password cisco
login
!
end

7 OSI Layer di dalam Jaringan

Di dalam dunia jaringan, kesemuanya tidak terlepas dari peran 7 OSI Layer ini, untuk sekedar mengingatkan kembali apa itu OSI Layer, berikut pengertiannya

Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.
[Image: osigroupedlayers.gif] 
[Image: struktur-kerja-model-osi.jpg] 
[Image: osi-layer.jpg.gif] 
[Image: osi.gif]Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer bertanggung jawab secara khusus pada proses komunikasi data. Misal, satu layer bertanggungjawab untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya “error” selama proses transfer data berlangsung.
Model Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower layer”. lihat gambar 1 ketawa “Upper layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual.

Istilah Open dalam OSI adalah untuk menyatakan model jaringan yang melakukan interkoneksi tanpa memandang perangkat keras/ “hardware” yang digunakan, sepanjang software komunikasi sesuai dengan standard. Hal ini secara tidak langsung menimbulkan “modularity” (dapat dibongkar pasang).

“Modularity” mengacu pada pertukaran protokol di level tertentu tanpa mempengaruhi atau merusak hubungan atau fungsi dari level lainnya.
Dalam sebuah layer, protokol saling dipertukarkan, dan memungkinkan komunikasi terus berlangsung. Pertukaran ini berlangsung didasarkan pada perangkat keras “hardware” dari vendor yang berbeda dan bermacam-macam alasan atau keinginan yang berbeda.
[Image: osilayer.gif] 
Ketika data ditransfer melalui jaringan, sebelumnya data tersebut harus melewati ke-tujuh layer dari satu terminal, mulai dari layer aplikasi sampai physical layer, kemudian di sisi penerima, data tersebut melewati layer physical sampai aplikasi. Pada saat data melewati satu layer dari sisi pengirim, maka akan ditambahkan satu “header” sedangkan pada sisi penerima “header” dicopot sesuai dengan layernya.
 
7. Application adalah Layer paling tinggi dari model OSI, seluruh layer dibawahnya bekerja untuk layer ini, tugas dari application layer adalah Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, NFS.
Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya.

6. Presentation berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual network komputing (VNC) atau Remote Dekstop Protokol (RDP).
Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan diformat untuk transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan konversi.

5. Session Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.
Menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur koneksi,- bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain. Koneksi di layer ini disebut “session”.

4. Transport Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang di tengah jalan.
Bertanggung jawab membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika “end-to-end” antar terminal, dan menyediakan penanganan error (error handling).

3. Network Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer3.
Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada layer ini berbentuk paket.

2. Data Link Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
Menyediakan link untuk data, memaketkannya menjadi frame yang berhubungan dengan “hardware” kemudian diangkut melalui media. komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi layer physical antara sistem koneksi dan penanganan error.

1. Physical adalah Layer paling bawah dalam model OSI. Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.
Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem.
 

Updates Via E-Mail

Label